2/28/2009

HORMON

BAHAYA ROKOK

Hormon adalah suatu zat yanG dihasilkan oleh suatu kelenjar endokrin, disekresi ke dalam darah, dan sampai ke sel sasaran di jaringan lain dalam tubuh tempat hormon tersebut menimbulkan efek fisiologis. Sebagian besar hormon adalah peptida atau senyawa yang berasal dari asam amino. Sebagian besar hormon polipeptida adalah golongan glikoprotein kompleks, misalnya Thyroid Stimulating Hormone (TSH), dan golongan gonadotropin (Luteinizing Hormone (LH), dan Folicle Stimulating Hormone (FSH). Hormon peptida lainnya berukuran sedang, misalnya hormon pertumbuhan (GH) dan prolaktin. Yang lain merupakan peptida yang sangat kecil, misalnya Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) adalah suatu tripeptida. Hormon yang berasal dari sebuah asam amino adalah golongan katekolamin (misalnya epinefrin dan norepinefrin) dan hormon tiroid (triidotironin (T3) dan tiroksin (T4)). Hormon lainnya adalah turunan kolesterol atau salah satu prekursornya hormon steroid yang berasal dari kolesterol, mencakup hormon korteks adrenal (misalnya kortisol, aldosteron, steroid seks adrenal) dan hormon gonad (misalnya steroid seks ovarium dan testis). Masing-masing hormon memilikia satua atau lebih efek fisiologis yang spesifik yang diperantarai oleh jaringan sasaran. Jaringan tersebut memiliki kemampuan mengenali adanya hormon tertentu dalam sirkulasi serta berikatan dan berespon spesifik terhadap molekul hormon tersebut. Spesifitas interaksi hormon jaringan sasaran ini ditentukan oleh adanya reseptor sel yang yeng terletak di membran sel (hormon peptida dan epinefrin) atau di dalam sitosol dan nukleus (hormon steroid dan tiroid). Agar aktivitas hormon dapat timbul, pengikatan hormon reseptor ini harus ditransduksikan menjadi sinyal kimia pasca reseptor di dalam sel yang kemudian menyebabkan respon fisiologis spesifik terhadap hormon bersangkutan di jaringan sasaran, misalnya pengaktifan enzim atau sintesis protein baru untuk pertumbuhan atau diferensiasi sel. Sebagian hormon memerlukan mekanisme transduksi sinyal. Hormon ini (perantara pertama) berikatan dengan reseptor yang terletak di permukaan sel sasaran. Hormon tersebut kemudian mencetuskan transformasi fenomena pengikatan ini menjadi sinyal yang mengubah fungsi dan pertumbuhan sel melalui pembentukan sinyal intrasel (Perantara kedua), misalnya AMP siklik (cAMP) atau inositol trifosfat (IP3).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar