Kebiasaan merokok sangat membahayakan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sekitar 200 senyawa dalam rokok yang dapat membahaykan kesehatan. Senyawa tersebut bersifat toksik dan karsinogenik di dalam tubuh terutama pada sel-sel epitel saluran pernapasan. Senyawa tersbut misalnya nikotin, tar, senyawa aditif, serta gas-gas hasil pembakaran seperti CO dan CO2. Senyawa yang terkandung dalam tar dan senyawa aditif lain seperti aseton. Amonia, uretan, nafthilamin dan toludin, arsenikum, polonium, naftalen, kadmium, hidrogen sianida, aldehida, keton, fenol, toluen, vinil klorida, nitroso-nor-nikotin, dan benzo(a)piren.
Bahan-bahan kimia dan gas dalam asap rokok, seperti amonia, hidrogen Sianida, nikotin, dan sebagainya, merangsang infeksi mukosa. Merokok dapat memperlambat penyembuhan luka. Merokok menyebabkan perubahan panas pada jaringan mukosa mulut. Initasi kronis dan panas menyebabkan per ubahan vaskularisasi dan sekresi kelenjar liur. Rangsangan asap rokok yang lama dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang bersifat merusak bagian mukosa mulut yang ter kena, yang bervariasi dan penebalan menyeluruh bagian epitel mulut (smoker's keratosis) sampai bercak putih keratotik yang menandai leukoplakia dan kanker mulut (Merokok diperkirakan dapat meningkatkan terjadinya kanker mulut sebanyak dua sampai empat kali).
Karbon monoksida (CO) merupakan salah satu gas hasil pembakaran rokok, yang memiliki afinitas tinggi terhadap Hb dibanding karbon dioksida dan oksigen. Akibatnya, Hb justru akan berikatan dengan CO bukan dengan oksigen sehingga tubuh akan kekurangan oksigen. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan lemah dan kepala pusing karena suplai oksigen ke otak berkurang.
Senyawa seperti nikotin, tar, dan aditif lain dapat berdifusi langsung ke dalam sel –sel epitel saluran pernafasan setelah terlarut oleh lendir yang disekresikan oleh sel-sel goblet. Karena senyawa ini sangat toksik sehingga menyebabkan kerusakan bahkan kematian sel epitel. Akibatnya, fungsi jaringan tersebut sebagai tempat pertukaran gas terhenti sehingga tubuh kekurangan oksigen dan kelebihan karbondioksida. Selain itu senyawa toksik lainnya bersifat karsinogenik sehingga terjadi perubahan substansi genetik sel, berupa terbentuknya sel-sel baru hasil pembelahan sel yang tidak terkendali, dan akhirnya memicu terjadinya kanker terutama kanker paru-paru.
Penelitian mengungkapkan nikotin meningkatkan kadar hormon dopamin, yaitu hormon yang bertanggung jawab terhadap rasa senang dan bahagia. Efek nikotin terhadap hormon ini berlangsung singkat, hanya beberapa menit, sehingga perokok biasanya akan terus merokok sepanjang hari untuk mempertahankan efek ini. Nikotin juga menghambat pelepasan insulin, hormon yang memproses gula darah, sehingga gula dalam darah sedikit lebih tinggi. Kadar gula darah yang tinggi ini akan menekan selera makan. Itulah sebabnya perokok berpikir bahwa merokok mengurangi rasa lapar. Nikotin sangat mirip dengan asetilkolin, yaitu semacam hormon yang meningkatkan nafsu makan, mood, dan daya ingat. Ketika nikotin menempel ditempat yang semestinya ditempati hormon asetilkolin, maka efek tersebut juga ikut meningkat selain itu, nikotin juga merangsang pelepasan endorfin beta, yaitu hormon yang mengurangi persepsi nyeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar